Tolak Underpass,Ratusan Warga Perumahan Telaga Harapan Gelar Long March
Tolak Underpass,Ratusan Warga Perumahan Telaga Harapan Gelar Long March

BRMEDIABEKASI.COM | Kabupaten Bekasi – Warga Perumahan Telaga Harapan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, melanjutkan aksinya menolak rencana pembangunan jalur lintas bawah (underpass) Metland Cibitung-Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Kali ini, Minggu 23 Februari 2025, penolakan dilakukan dengan aksi berjalan kaki (long march). Ratusan warga berjalan kaki mengelilingi perumahan dengan membentangkan berbagai spanduk berisi penolakan. Salah satunya, mereka meyakini pembangunan underpass hanya dilakukan untuk kebutuhan bisnis pengembang.
Ketua Tim 11 Singgih mengatakan, aksi dilakukan agar penolakan warga dapat didengar oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Pasalnya, rencana pembangunan underpass tidak lepas dari rekomendasi pemerintah daerah.
Aksi dilakukan oleh warga dari empat RW, yakni 11, 12, 18, dan 19, serta diikuti para tokoh agama. ”Mudah-mudahan akan didengarkan oleh semua pihak, terutama pemerintah daerah sehingga aspirasi warga Telaga Harapan akan bisa ditindaklanjuti. Tujuannya, agar lokasi (pembangunan) underpass bisa dialihkan ke jalur-jalur yang direncanakan sebelumnya, karena Telaga Harapan ini perumahan, di mana bukan peruntukannya jalan umum,” ujar Singgih.
Tim 11 sendiri merupakan kelompok bentukan warga untuk memperjuangkan penolakan pembangunan underpass.
Seperti diberitakan sebelumnya, underpass ini telah direncanakan sejak 2019. Nantinya underpass dibangun untuk menghubungkan Perumahan Metland Cibitung dengan Jalan Fatahilah yang merupakan jalur utama Pantura Karawang-Bekasi. Rencana ini diklaim untuk menghubungkan warga dengan Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Telaga Murni yang berada di kawasan Metland Cibitung.
Dalam perencanaannya, underpass ini rupanya akan menggunakan akses Perumahan Telaga Harapan. Jadi underpass akan terhubung dari Metland Cibitung ke bagian belakang Perumahan Telaga Harapan. Hal ini yang kemudian ditolak warga.
Warga Perumahan Telaga Harapan menolak karena akses tersebut bukan jalur umum, melainkan jalan perumahan. Jika underpass dibuat, mereka khawatir keamanan perumahan akan terganggu, karena jalan bakal beralih statusnya dari semula sebatas akses perumahan menjadi jalan umum.
Singgih mengatakan, Perumahan Telaga Harapan dihuni sebanyak 4.000 kepala keluarga. Sejauh ini warga hidup nyaman dan aman dengan hanya memiliki satu akses keluar-masuk. ”Kalau nanti ada underpass, berarti jadinya jalan umum, warga jelas keberatan. Jadinya macet, rawan, mana polusi,” ucap dia.
Singgih mengatakan, penolakan warga kembali digencarkan karena ada informasi jika underpass akan dibangun dalam waktu dekat. Informasi itu dikuatkan dengan hadirnya pihak pengembang yang melakukan survei lokasi. Singgih menyayangkan aksi penolakan warga yang tak kunjung didengar.
”Tanggal 11 Januari kami tolak (survei lokasi). Kemudian langsung kami buatkan kesepakatan penolakan ditandatangani oleh para pihak termasuk kami, pemda, dan konsultan, tapi mereka masih tetap masuk. Berarti aspirasi kami ini tidak dianggap. Ini yang kami sesalkan, maka kami terus aksi,” ucap dia.
(BR)